Pendanaan hijau bni hutan Hutan Organik di Megamendung, Kabupaten Bogor, berhasil mengubah lahan kritis menjadi hutan rimbun yang mendukung kehidupan masyarakat sekitar, sebagai bukti nyata upaya pemulihan lingkungan.
Lahan seluas 22 hektar yang kini kembali hijau menjadi bukti nyata keberhasilan kerja sama antara pengelola Hutan Organik dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI).
Sejak 2019–2020, BNI mendukung kelestarian kawasan Megamendung melalui program CSR Green Banking-nya dengan menyediakan kebun bibit serta sarana-prasarana bagi Kelompok Hutan Organik setempat.
Konsep Hutan Organik tidak hanya berfungsi sebagai upaya pelestarian lingkungan, tetapi juga mendorong perekonomian masyarakat sekitar melalui penanaman buah-buahan bernilai ekonomis seperti durian, alpukat, mangga, rambutan, cengkeh, dan pala, yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Hutan Organik Mega Mendung yang awalnya bernama Kelompok Tani Megamendung telah melakukan rehabilitasi ekosistem dan lahan kritis sejak 2001, dan program CSR BNI di kawasan ini mendukung upaya pemulihan lingkungan yang menjadi keprihatinan para pendirinya.
BNI mendukung pelestarian lingkungan melalui kampanye, penanaman 10 ribu pohon di lahan kritis, serta pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana lingkungan.
Yuhan menyampaikan apresiasi atas keterlibatan BNI dalam rehabilitasi lahan kritis di Kawasan Megamendung, Bogor, serta dukungan pembiayaan pertanian organik pada Sabtu (19/6/2021).
Yuhan menyatakan bahwa program penghijauan BNI memberikan manfaat signifikan bagi lingkungan, di antaranya mencegah erosi tanah akibat angin kencang di lahan tandus serta meningkatkan kualitas udara melalui peran pepohonan sebagai penghalang angin.
Pohon berperan penting dalam pencegahan longsor karena akarnya menstabilkan tanah dan daun-rantingnya meredam tetesan hujan sehingga mengurangi erosi, terutama di wilayah berbukit dan pegunungan.
Keberadaan pohon meningkatkan kualitas udara karena menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, sehingga warga yang bermukim di kawasan berpohon memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit akibat polusi udara.
Aktivitas manusia seperti mengemudi, pembakaran bahan bakar fosil, dan kegiatan industri memicu peningkatan kadar karbon dioksida; pohon menyerap gas rumah kaca ini sekaligus menangkap partikel tanah di udara sehingga memperbaiki kualitas udara.
Program penanaman 10.000 pohon per tahun yang digagas BNI masing-masing menyerap 45,9 ton karbondioksida pada 2019 dan 2020, serta akan tetap lestari karena pembibitan dilakukan di lokasi penanaman.
Penghijauan berperan penting dalam pencegahan banjir karena akar pohon menyerap dan menyimpan air di dalam tanah sehingga mengurangi volume air hujan yang berpotensi meluap.
Bank Negara Indonesia (BNI) terus memperluas program keberlanjutan dengan memperkuat komitmen pelestarian alam melalui berbagai inisiatif lingkungan yang berkelanjutan.
BNI menyalurkan dana untuk sarana air, geo-tagging, penanaman dan pemeliharaan pertanian organik agar dapat memantau lokasi dan perkembangan setiap pohon secara tepat.
Mucharom menyatakan bahwa pertanian organik berpotensi menjadi ujung tombak rehabilitasi lahan kritis dan pemulihan ekosistem. Oleh karena itu, BNI memberikan dukungan penuh kepada kelompok pengelola Hutan Organik dalam upaya rehabilitasi lahan kritis sekaligus pengembangan pertanian organik.
BNI, sebagai pelopor Gerakan Green Banking, terus menggalakkan program CSR berbasis pelestarian lingkungan guna menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam menjaga hutan dan ekosistem, seiring kesadaran bahwa keberlangsungan usia perusahaan yang ke-75 tahun ini tak terlepas dari kelestarian alam.
Dalam rangka HUT ke-75, BNI mewajibkan seluruh karyawan menanam satu pohon di rumahnya masing-masing sehingga total 7.500 pohon akan ditanam sebagai bagian dari aksi Change Movement program One Tree One Employee; bibit disediakan kantor pusat dan wilayah.
Penukaran bibit wajib disertai dengan pengumpulan 10 sampah plastik yang akan didaur ulang oleh Recycling Centre menjadi produk bernilai ekonomis, dan pegawai berhak membeli tanaman pilihan secara mandiri.
Mucharom menyatakan bahwa kegiatan penanaman pohon dirancang sederhana dan menyenangkan, serta dapat dilakukan di rumah guna mematuhi protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
Setiap pohon yang ditanam diberi nomor identitas agar jumlahnya tercatat secara akurat. Gerakan Change Movement diharapkan mampu menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya pengurangan emisi karbon.
