Hms center sumbang masker jamu Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center menggelar donasi kemanusian sebesar Rp1 Miliar dan membagikan ribuan masker kepada masyarakat yang terdampak wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia.
Pemberian donasi ini merupakan bentuk dukungan HMS Center kepada pemerintah untuk memotong mata rantai penyebaran wabah Corona Virus.
Ketua HMS Center, Hardjuno Wiwoho, saat jumpa pers di HMS Center, Komplek Hankam, Jakarta, Rabu, 22 April 2020, mengatakan bahwa donasi tersebut diserahkan dengan ikhlas demi kepentingan masyarakat yang sehat agar terhindar dari covid-19.
Dalam acara pemberian donasi ini, turut hadir Ketua Dewan Pembina HMS, Mayjen TNI (Purn) Dr. Syamsu Djalal, S.H., M.H, politisi senior Lily Wahid, serta Ketua Tim Advokasi Kesehatan HMS Center, DR D’Hiru, bersama sejumlah perwakilan RT/RW di area komplek Hankam Kembangan di Jakarta Barat.
HMS Center meninjau 5000 unit masker yang dikirimkan kepada masyarakat, dan menyebutkan bahwa donasi juga merupakan bagian dari upaya untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan.
Donasi yang diberikan berupa 5000 botol jamu herbal Kenkona, yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat dalam situasi pandemi corona.
Nawaitu kita, membantu masyarakat agar tetap sehat dan kuat menghadapi pandemi corona ini. Kami membagikan jamu tetes kenkona ini sebanyak 5000 botol kepada masyarakat. Ini setara dengan Rp1 Miliar, tegasnya.
Organisasi sosial kemasyarakatan tersebut telah menyumbangkan berbagai kebutuhan penting seperti hand sanitizer, hand wash, cairan disinfektan, dan makanan pokok kepada beberapa wilayah di Jabodetabek.
HMS Center mengusung tagar HMS Peduli#Bersama MenghadapiPandemiCovid19 untuk menggalang semangat hidup sehat dalam menghadapi pandemi, dengan langkah-langkah yang terus dijalankan.
Hardjuno menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menghalangi penyebaran wabah COVID-19 dan mengikuti anjuran pemerintah. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kesehatan dan mengurangi risiko transmisi virus.
HMS Center menegaskan bahwa bantuan sosial ini merupakan wujud konkrit dukungan terhadap pemerintah dan para pejuang medis sebagai bagian dari upaya pengendalian penanggulangan wabah COVID-19.
Dia memastikan upayanya berupa misi kemanusiaan untuk menjaga kekebalan tubuh masyarakat terhadap pandemi Covid-19, dan jamu herbal tersebut akan disediakan di beberapa titip di Jabodetabek.
Penelusuran di wilayah Jakarta Selatan dan Tangerang telah dilakukan, dengan rencana penanganan berlangsung di Zona Merah di Cibubur dan Bogor.
Syamsu Djalal mengatakan bahwa pandemi virus Corona Covid-19 yang menimpa Indonesia memengaruhi secara luas berbagai sektor perekonomian masyarakat.
Dampak memukul daya beli masyarakat, terutama para buruh dan pekerja harian, terhadap penghasilan yang merosot secara tajam. Tindakan ini mengganggu ekonomi kelompok yang paling sensitif terhadap keterbatasan keuangan.
Hidup di tengah masa pandemi, pemilik rumah terkena pemberitahuan khusus tentang PHK masal yang terjadi di berbagai tempat, dan HMS Center hadir memberikan bantuan kemanusiaan untuk membantu masyarakat mengatasi tantangan kesehatan yang sedang muncul.
HMS Center menggelar aksi sosial hari ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, yang disampaikan oleh Mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung. Aksi tersebut merupakan langkah komitmen dalam memperluas wawasan sosial dan memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat.
HMS Center akan terus mengkampanyekan pola hidup sehat untuk menghadapi tantangan dari virus Covid-19, yang diperkirakan berasal dari gaya hidup tidak sehat. Penjelasan ini disampaikan oleh Lily Wahid, yang mengemukakan bahwa kesehatan secara lebih luas harus diberikan perhatian agar dapat mengurangi resiko penyebaran infeksi.
Sasaran kampanya kita adalah masyarakat yang sehat, dengan tujuan memastikan kekebalan tubuh masyarakat kuat dalam menghadapi pandemi.
Lily melihat bahwa upaya pemerintah dalam memerangi mata rantai Covid-19 telah mencapai tingkat optimal, namun implementasi kebijakan tersebut masih terpaku pada aspek yang perlu diperbaiki, seperti Bantuan Tunai Langsung (BLT).
Hingga saat ini, banyak warga yang belum mendapatkan bantuan pemerintah, meskipun keadaan ekonomi mereka saat ini sudah mengalami krisis dan terkena tantangan yang cukup besar.
Banyaknya mata rantai birokrasi yang terlalu panjang dan rumit telah menjadi salah satu penyebab utama persoalan dalam pengelolaan layanan publik. Dalam pengembangan sistem tersebut, keterbatasan komunikasi dan efisiensi proses menjadi masalah yang perlu ditangani. Ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan perbaikan sistem birokrasi agar lebih transparan dan efektif.























