Bri lawan stunting anak sehat Generasi muda merupakan aset bangsa sehingga pemenuhan gizi sejak dini mutlak diperlukan, namun kenyataannya masalah gizi pada balita masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia.
Stunting, yaitu kondisi anak pendek berdasarkan umur, menjadi indikator gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama terjadi dalam periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan dari janin hingga usia 23 bulan.
Prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 27,7 persen pada 2019 menjadi 24,4 persen pada 2021, menurut Riskesdas; meskipun tren membaik, upaya pencegahan stunting tetap harus dilakukan secara kolektif oleh semua pihak.
Dalam memperingati Hari Gizi Nasional pada 25 Januari, BRI menyelenggarakan program TJSL berupa bantuan “Cegah Stunting itu Penting” sebagai bagian dari upayanya mendukung terciptanya generasi muda yang sehat dan bebas stunting.
Bantuan telah disalurkan kepada 332 Posyandu dan Puskesmas di berbagai wilayah Indonesia, meliputi Padang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Manado, dan Papua.
Bantuan pencegahan stunting di wilayah Jabodetabek disalurkan ke 50 titik Posyandu dan Puskesmas di Tangerang, Provinsi Banten. Penyerahan simbolis dilaksanakan di Posyandu Batu Jaya, Kelurahan Batu Ceper, Kota Tangerang, pada Rabu, 25 Januari 2022.
BRI menyalurkan paket Antropometri Kit—timbangan digital, pita LILA, dan thermogun—ke setiap Posyandu/Puskesmas serta bantuan sembako berisi beras bergizi, telur, susu, dan kacang hijau bagi masyarakat.
BRI menyalurkan bantuan sebagai wujud kepedulian terhadap generasi penerus bangsa sekaligus mendukung program pemerintah menekan angka stunting di Indonesia; pihaknya menjamin seluruh bantuan tepat sasaran dan dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.























